News


HADIR DALAM CANSO ASIA-PACIFIC CONFERENCE 2022, DIRUT AIRNAV PAPARKAN KIAT HADAPI PANDEMI COVID-19



03 November 2022











GOA, INDIA - AirNav Indonesia menghadiri konferensi yang diselenggarakan oleh organisasi penyedia layanan navigasi penerbangan sipil internasional, Civil Air Navigation Services Organization (CANSO) regional Asia-Pasifik. Dalam rangkaian kegiatan yang berlangsung selama 3 hari di Goa, India tersebut, Direktur Utama AirNav, Polana Banguningsih Pramesti berpartisipasi aktif sebagai salah satu Panelis dengan pemaparan kiat-kiat AirNav menghadapi krisis pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang telak menghantam sektor perhubungan udara secara global.

“Alhamdulillaah, AirNav dipercaya untuk menjadi salah satu dari Panelis yang berkesempatan memimpin sesi paparan,” ujar Polana pada Rabu (2/11). “Tidak mau melewatkan kesempatan yang baik ini, kami menyampaikan 2 buah materi sekaligus, yaitu upaya pemulihan sektor penerbangan khususnya untuk penerbangan internasional melalui implementasi User Preffered Routes (UPRs) mulai bulan Juni 2020 (di tengah masa pandemi) dan strategi inisiatif yang kami terapkan selama pandemi,” lanjutnya.

Dalam pemaparannya, AirNav menyampaikan kondisi penerbangan di Indonesia secara umum selama pandemi. Dimulai dari adanya penurunan jumlah penerbangan di awal tahun 2020, hingga trend pemulihan jumlah penerbangan yang secara berangsur-angsur dengan dukungan program penanganan pandemi oleh Pemerintah Indonesia melalui pembatasan kegiatan masyarakat secara terorganisir yang terbukti ampuh dalam upaya untuk dapat terbebas dari belenggu pandemi.

Dalam prosesnya, AirNav terus berkolaborasi dengan stakeholder penerbangan baik di lingkup nasional maupun internasional, termasuk dengan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia sebagai regulator dan asosiasi maskapai penerbangan, International Air Transport Association (IATA). Upaya AirNav dalam memulihkan sektor penerbangan melalui implementasi UPRs bahkan mendapatkan apresiasi khusus oleh IATA, karena dampak efisiensi yang secara langsung dirasakan oleh maskapai penerbangan yang merupakan pengguna jasa layanan navigasi penerbangan, seperti penghematan bahan bakar, pengurangan jarak dan waktu tempuh penerbangan, peningkatan aspek keselamatan, dan fleksibilitas dalam penyusunan rencana terbang.

“Ke depan, AirNav siap untuk mendukung maskapai dalam penerapan operasional penerbangan yang paling efisien melalui penawaran lintasan UPRs semi-permanen,” papar Polana. “Kami juga membutuhkan banyak masukan dari semua pihak yang berkepentingan untuk dapat mengoptimalkan apa yang bisa dioptimalkan oleh AirNav,” terangnya.

Lebih lanjut Polana menjelaskan bahwa inovasi AirNav dalam peningkatan kualitas pelayanan di ruang udara Indonesia terus berprogres seiring berjalannya waktu. Hal tersebut dibuktikan dengan telah diterapkannya sejumlah prosedur penerbangan berbasis performa pesawat (Performance-Based Navigation/ PBN) di rute-rute domestik secara bertahap sejak tahun 2020 hingga tahun 2023 mendatang.

AirNav juga telah merancang dan mengimplementasikan rute-rute penerbangan berbasis visual (Visual Flight Rules – Routes) untuk operasional di sejumlah daerah, terutama di area-area yang memiliki banyak terrain seperti wilayah pengunungan serta di wilayah garis pantai.

“Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, sektor transportasi udara di Indonesia merupakan tulang punggung perekonomian negara. Hal tersebut membuka peluang untuk optimalisasi penerapan berbagai bentuk prosedur penerbangan. Dan AirNav siap untuk terus berinovasi,” terang Polana. “AirNav memiliki sumber daya manusia dan peralatan yang mumpuni untuk terus berkembang. Inovasi AirNav dalam bidang digitalisasi layanan juga terus ditingkatkan, termasuk melalui pengembangan aplikasi peta penerbangan digital yang dapat diakses oleh internal dan eksternal,” lanjutnya.

“Kami harap partisipasi AirNav di forum internasional ini dapat menghasilkan ide dan pemikiran solutif terhadap berbagai kebutuhan pelayanan navigasi yang prima di ruang udara. Tidak hanya di Indonesia, namun juga secara global. Rencana-rencana perbaikan yang akan AirNav lakukan tentunya tidak luput dari anjuran dan diskusi aktif dari berbagai pihak yang terlibat,” pungkas Polana. (US)

CANSO merupakan organisasi yang menjadi wadah bagi Air Navigation Service Provider (ANSP) di seluruh dunia untuk saling berbagi informasi dan mengembangkan kebijakan baru, dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan dan keselamatan penerbangan.

CANSO secara aktif dan rutin menyelenggarakan pertemuan/ forum internasional, baik di level dunia maupun level regional untuk berbagi ide/ knowledge/ experience terkait masalah/ isu dan best practices di bidang Air Traffic Management (ATM). Organisasi ini juga aktif menyuarakan pandangan para anggotanya ke berbagai Stakeholder penerbangan dunia, termasuk organisasi penerbangan sipil internasional, International Civil Aviation Organization (ICAO) dan IATA.

Sekretaris Perusahaan

ROSEDI

Telepon           : 021 – 5591 5000

Fax                  : 021 – 2917 0370

TENTANG AIRNAV INDONESIA

Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia (AirNav) merupakan lembaga dengan kepemilikan modal negara di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia (KBUMN RI) yang didirikan tanggal 13 September 2012 berdasarkan amanat UU Nomor 1 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 77 tahun 2012 tentang Perum LPPNPI. Sebagai satu-satunya penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia, AirNav bertugas untuk memastikan keselamatan, keamanan, dan kelancaran operasional penerbangan di ruang udara Indonesia  dan sejumlah ruang udara negara lain yang berbatasan dengan wilayah udara Indonesia.

Secara umum, AirNav mengelola ruang udara seluas 7,539,693 Km2. Luasan tersebut dibagi menjadi 2 Flight Information Region (FIR) yang masing-masing dikelola oleh pusat pelayanan lalu lintas udara di Jakarta dan Makassar. Di ruang udara seluas itu, berdasarkan data tahun 2019 (sebelum pandemi COVID-19), AirNav melayani rata-rata 6,125 pergerakan pesawat udara per harinya, baik yang sifatnya take-off/ landing, maupun penerbangan lintas (overflying) antar negara.




Back to News