BOYOLALI – Dalam rangka memeringati Hari Pendidikan Nasional tahun 2025, Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) menggandeng Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), menyelenggarakan kegiatan edukatif bertajuk Sosialisasi dan Edukasi Pencegahan Perundungan dan Kekerasan Seksual pada Anak di Pesanggrahaan Pracimoharjo, Kecamatan Cepego, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, 2 Mei 2015.
Kegiatan yang digelar perusahaan bernama lain AirNav Indonesia ini merupakan salah satu bentuk implementasi Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) terhadap masyarakat di wilayah kerjanya. ”Tidak kurang dari 1.000 siswa dari delapan sekolah dasar dan menengah pertama di Kabupaten Boyolali kami undang pada kegiatan ini,” jelas Farchan Jamil, Vice President of CSR Airnav Indonesia, di lokasi acara.
Menurutnya, masih tingginya kerentanan aksi perundungan atau bullying serta kekerasan seksual terhadap anak untuk terjadi saat ini, menjadi latar belakang pelaksanaan kegiatan tersebut. ”Baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal masing-masing anak, kerentanan itu masih ada. Kami berharap, kegiatan edukasi hari ini bisa menjadi salah satu solusi untuk setidaknya menekan potensi bullying serta kekerasan seksual terhadap anak di sekolah dan lingkungan masing-masing,” imbuhnya.
Para peserta didik yang hadir didampingi para guru dan perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Boyolali itu, merupakan siswa-siswa perwakilan SD dan SMP di kecamatan Cepogo. Antara lain SDN 1 Paras, SDN 2 Paras, SDN 3 Paras, SDN 1 Sumbung, SDN 1 Jelok, SDIT NU Cepogo, SMPN 1 Cepogo, serta SMPN 2 Cepogo.
Wakil Ketua Umum KPAI Lia Latifah yang menjadi narasumber utama pada kegiatan tersebut mengungkapkan, kurangnya pengawasan serta minimnya pengetahuan anak tentang dunia digital yang diakses melalui handphone, memberikan risiko cukup besar terhadap tumbuhnya perilaku bullying serta kekerasan seksual pada anak. ”Ketika anak dibiarkan mengakses dunia digital secara bebas tanpa pengawasan yang cukup dari orang tua atau guru saat di sekolah, di situlah potensi itu muncul,” ungkap perempuan yang juga direktur PAUD Inspirasi Indonesia itu.
Pada kesempatan tersebut, Lia Latifah menyampaikan materi edukasi yang komprehensif terkait dampak negatif penggunaan teknologi telepon genggam secara berlebihan terhadap anak-anak. Edukasi ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam kepada anak-anak, para guru, dan orang tua tentang risiko yang mungkin timbul akibat kurangnya pengawasan serta minimnya pengetahuan anak mengenai bahaya dunia digital.
Materi yang disampaikan mencakup beberapa aspek krusial, seperti pengaruh buruk konten negatif di media sosial, potensi eksploitasi melalui platform digital, hingga modus-modus kejahatan daring yang sering menargetkan anak-anak. Selain itu, kegiatan ini juga menyoroti pentingnya literasi digital sebagai salah satu langkah preventif dalam melindungi anak dari ancaman perundungan siber (cyberbullying) dan kekerasan seksual daring (online sexual exploitation).
”Data menunjukkan bahwa banyak anak rentan menjadi korban karena kurangnya pemahaman mengenai privasi digital, cara berinteraksi yang aman di dunia maya, serta kurangnya kesadaran akan potensi bahaya yang dapat muncul dari platform digital. Fenomena ini semakin diperparah oleh lemahnya pengawasan orang tua dan minimnya edukasi terkait keamanan digital di lingkungan keluarga maupun sekolah,” sambung Lia Latifah.
Tidak hanya kepada anak-anak, melalui kegiatan terebut, ditekankan pula pentingnya kolaborasi multipihak antara sekolah, keluarga, dan pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak. Para peserta diberikan panduan praktis, seperti langkah-langkah pengawasan yang efektif, tips memilih konten yang sesuai usia, serta strategi komunikasi yang tepat untuk membuka dialog dengan anak terkait pengalaman mereka di dunia digital.
Selain itu, kegiatan ini juga mengajak para pendidik dan orang tua untuk lebih proaktif dalam memantau aktivitas anak di dunia maya, seperti memeriksa riwayat pencarian, membatasi waktu penggunaan gawai, serta mengenalkan aplikasi atau fitur keamanan yang dapat digunakan untuk melindungi anak dari konten berbahaya. Melalui pendekatan holistik ini, AirNav Indonesia berharap dapatmemberikan kontribusi nyata dalam menciptakan generasi muda yang cerdas, kritis, dan mampu menggunakan teknologi secara bijak tanpa menjadi korban dari ancaman dunia digital.
Hadir pula pada kegiatan tersebut, perwakilan sejumlah elemen masyarakat dan praktisi pendidikan, antara lain Warsito selaku perwakilan Dewan Adat Pesanggrahan Pracimiharjo Keraton Surakarta Hadiningrat, Valentina Palmarini selaku Founder Rumah Belajar Pelangi Nusantara, Eko Miswanto selaku Koordinator PAUD Dikdas dan LS Boyolali untuk Kecamatan Cepego, Dwi Sundarto selaku Camat Cepego, serta Kepala Desa Paras Ariyuwono.
”Terima kasih kepada Airnav Indonesia dan KPAI yang telah berkenan memilih tempat kami sebagai pelaksanaan kegiatan yang sangat baik ini. Kami ingin anak-anak kita tidak hanya menjadi pengguna teknologi yang cakap, tetapi juga memiliki kesadaran penuh terhadap risiko-risiko yang ada,” ujar Dwi Sundarto. Dia juga berharap, dengan adanya program edukasi ini dapat membangun fondasi kuat bagi generasi muda Indonesia agar dapat tumbuh menjadi individu yang tangguh, beretika, dan siap menghadapi tantangan dunia modern tanpa harus menjadi korban dari kemajuan teknologi. (***)
Sekretaris Perusahaan AirNav Indonesia
HERMANA SOEGIJANTORO
Telepon : 021 – 5591 5000, Ext. 1130
Fax : 021 – 2917 0370
TENTANG AIRNAV INDONESIA
Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia (AirNav) merupakan lembaga dengan kepemilikan modal negara di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia (KBUMN RI) yang didirikan tanggal 13 September 2012 berdasarkan amanat UU Nomor 1 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 77 tahun 2012 tentang Perum LPPNPI. Sebagai satu-satunya penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia, AirNav bertugas untuk memastikan keselamatan, keamanan, dan kelancaran operasional penerbangan di ruang udara Indonesia dan sejumlah ruang udara negara lain yang berbatasan dengan wilayah udara Indonesia.
Secara umum, AirNav mengelola ruang udara seluas 7.789.268 km2. Luasan tersebut dibagi menjadi 2 Flight Information Region (FIR) yang masing-masing dikelola oleh pusat pelayanan lalu lintas udara di Jakarta dan Makassar. Di ruang udara seluas itu, berdasarkan data tahun 2019 (sebelum pandemi COVID-19), AirNav melayani rata-rata 6,125 pergerakan pesawat udara per harinya, baik yang sifatnya take-off/ landing, maupun penerbangan lintas (overflying) antar negara.
Informasi dan data yang disajikan di situs web ini disediakan semata-mata untuk tujuan informasi umum. AirNav Indonesia berupaya menyajikan data secara akurat dan terkini, namun tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, keakuratan, atau ketepatan waktu dari informasi yang ditampilkan. Data yang tersedia di situs ini tidak dapat dijadikan dasar perhitungan
Palu
Luwuk
Gunung Sitoli
Pangkal Pinang
Jambi
Banyuwangi
Malang
Sumenep
Labuan Bajo
Samarinda
Berau
Biak
Oksibil
Timika
Ketapang
Bengkulu
Solo
Rengat
Padang
Curug
Cirebon
Pangkalan Bun
Sampit
Malinau
Ternate
Gorontalo
Bima
Sumbawa
Ende
Tual, Karel Sadsuitubun
Manokwari
Tanah Merah
Batam
Natuna
Medan
Palembang
Yogyakarta
Surabaya
Denpasar
Balikpapan
Sentani
Pontianak
Banda Aceh
Pekanbaru
Tanjung Pinang
Halim
Bandung
Semarang
Banjarmasin
Palangkaraya
Tarakan
Manado
Kendari
Lombok
Kupang
Ambon
Wamena
Nabire
Sorong
Merauke
Pusat Informasi Aeronautika